ULTRA VIOLET (UV)

Pengertian
Pancaran gelombang elektromagnetik. Dengan panjang gelombang 1800A-4000A, dikelompokan : Far UV -> 1800-2900A, daya tembus -> stratum korneum; Near UV -> 2900-4000A, daya tembus -> stratum spinosum
> Upaya pengobatan modalitas sinar superficial dgn menggunakan sinar ultra violet gelombang panjang (UV B) atau gelombang pendek (UV A)
> UV A (3450-4000A) tanning (pewarnaan) dengan sedikit eritema kulit, immediate banyak terjadi, tidak semua orang tampak pada penyinaran 1 jam, hilang dalam beberapa hari
> UV B (2800-3150A): uremik pruritus, eritema kulit, terbakar
> UV C (1800-2800 A)
> Struktur kulit dari kulit paling luar ke dalam àlapisan dermis : stratum korneum/lapisan tanduk, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, stratum basale(pigmen); lapisan dermis : pars papilare & pars retikularis; Lapisan subkutis.

Tujuan Pemberian UV
Untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh, mempercepat penyembuhan luka terbuka, penyembuhan penyakit kulit tertentu
• Efek lokal
o Erytema, adalah kemerah-merahan pada kulit dan merupakan hal pertama yang dapat diobserfasi sebagai efek penggunaan UV. Eritema dicapai sekitar 24 jam kemudian, eritema merupakan hasil stimulasi reaksi inflamasi oleh sinar UV. UV dapat menyebabkan iritasi dan perubahan degeneratif pada jaringan epidermis. Stimulasi tersebut merupakan respon dilatasi kapiler, arterioler dan eksudasi (pengaliran cairan) pada jaringan.
o Pigmentasi à merupakan peningkatan pigmen melanin yg dibentuk oleh melanoblast yang berpindah kelapisan lebih superficial pada epidermis. UV dpt mempercepat produksi melanin melalui stimulasi produksi enzim tyrosinase pada melanoblast
o Desquamasi adalah pengelupasan sel-sel kulit mati yang terjadi pada jaringan kulit
o Pertumbuhan sel-sel epitel adalah peningkatan sebagai bagian dari proses perbaikan jaringan dimana sel-sel basal berpindah ke sel-sel diepidermis
• Efek antibiotik, merupakan efek destruktif akibat radiasi UV terhadap virus, bakteri dan organisme-organisme kecil pada permukaan kulit

Indikasi UV
radikal general -> penderita dengan kondisi tubuh rendah (alergi, asmatis, bronchitis), anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan aktivitas (anak premature, Cerebral Palsy)
Radiasi lokal -> penyakit kulit karena jamur, luka lama (decubitus), hipopigmentasi (bekas luka terbakar), acne vulvagaris

Kontra Indikasi UV
Penyakit yang akut (TBC, paru, dermatitis, exim), penderita yang sedang mendapat radioterapi, penderita alergis terhadap sinar UV, sensitiser (adanya kemungkinan penderita menjadi sensitive terhadap sinar UV setelah pengobatan dengan obat-obatan tertentu, misal : sulfa, insuline, thyroid extract, kinine, gold therapy

Derajat Eritema UV

- Derajat I : MED (Minimal Erytema Dosage), dosis UV yang dalam beberapa jam menyebabkan eritema minimal, dimana untuk menentukan dosis terapi, periode laten 6-8 jam, hilang 24-36 jam, iritasi berkurang & pengelupasan kulit berkurang
- Derajat II : 2,5 MED, periode laten 4-6 jam, menghilang 48-96 jam, sedikit iritasi dan pengelupasan kulit.
- Derajat III : 5 MED, periode laten 3-4 jam, menghilang 6-10 hari, panas, nyeri, oedem, pengelupasan kulit, mirip luka bakar, pigmentasi menambah
- Derajat IV : 10 MED, periode laten 2 jam, menetap selama beberapa hari, hilang sampai 2 minggu

Prosedur penggunaan UV
Dosis :
• Untuk radiasi general -> dosis : sub erytema, pengulangan 1x1 hari, 1 seri 12x
• Untuk radiasi lokal -> dosis E II pengulangan 3 hari 1x, E III pengulangan 3 minggu 1x, E IV pengulangan 2 minggu 1x

Teknik aplikasi

Sebelum terapi dilakukan tes MED (Minimal Erytema Dosage). Posisikan pasien senyaman mungkin, tutup semua bagian kecuali area yang akan di tes, bersihkan dulu dengan alkohol. Area yang akan diterapi diberi karbon hitam yang ada lobangnya, area lain ditutup rapat, untuk terapis pakai kacamata. Timer dlm detik, alat tegak lurus pd kulit, jarak lampu dari kulit 60-90 cm.

PARAFIN BATH

Pengertian
Pengobatan panas superficial dgn modalitas rendaman hangat parafin.

Tujuan
Preliminary terhadap metoda intervensi lain (mobilisasi sendi, massage), memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa sakit, menambah kelenturan jaringan perifer, lingkup gerak sendi, dipilih untuk tangan dan kaki.

Metode Aplikasi
> Metode Deep : mencelupkan kaki/tangan kedalam cairan parafin bath -> terbentuk permukaan parafin padat dan tipis yang meliputi kulit -> tarik kembali -> ulang 8-10x -> sampai terbentuk sarung tengan tebal (mengisolasi bagian tubuh terhadap kehilangan panas) -> bungkus dengan handuk kering untuk mempertahankan panas -> lama 15-20 menit -> setelah itu sarung tangan parafin dilepas
> Metode immersion : mencelupkan tangan/kaki secara terus-menerus kedalam cairan parafin -> terbentuk sarung tangan pada sekitar kulit -> lama 20-30 menit -> lebih efektif meningkatkan temperatur jaringan tapi resiko luka bakar
> Metoda breshing : dengan menggunakan kuas -> untuk area yang tidak dijangkau (pinggang, hip, pada regio yang besar)

Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS)

Pengertian TENS
> Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS) merupakan suatu cara penggunaan energi listrik guna merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri
> Pada TENS mempunyai bentuk pulsa : Monophasic mempunyai bentuk gelombang rectanguler, trianguler dan gelombang separuh sinus searah; biphasic bentuk pulsa rectanguler biphasic simetris dan sinusoidal biphasic simetris; pola polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan bentuk interferensi atau campuran.
> Pulsa monophasic selalu mengakibatkan pengumpulan muatan listrik pulsa dalam jaringan sehingga akan terjadi reaksi elektrokimia dalam jaringan yang ditandai dengan rasa panas dan nyeri apabila penggunaan intensitas dan durasi terlalu tinggi.

Tujuan pemberian TENS
Memeilhara fisiologis otot dan mencegah atrofi otot, re-edukasi fungsi otot, modulasi nyeri tingkat sensorik, spinal dan supraspinal, menambah Range Of Motion (ROM)/mengulur tendon, memperlancar peredaran darah dan memperlancar resorbsi oedema

Frekuensi Pulsa

• Frekuensi pulsa dapat berkisar 1 – 200 pulsa detik.
• Frekuensi pulsa tinggi > 100 pulsa/detik menimbulkan respon kontraksi tetanik dan sensibilitas getaran sehingga otot cepat lelah
• Arus listrik frekuensi rendah cenderung bersifat iritatif terhadap jaringan kulit sehingga dirasakan nyeri apabila intensitas tinggi. Arus listrik frekuensi menengah bersifat lebih konduktif untuk stimulasi elektris karena tidak menimbulkan tahanan kulit atau tidak bersifat iritatif dan mempunyai penetrasi yang lebih dalam.

Penempatan Elektroda
• Di sekitar lokasi nyeri : Cara ini paling mudah dan paling sering digunakan, sebab metode ini dapat langsung diterapkan pada daerah nyeri tanpa memperhatikan karakter dan letak yang paling optimal dalam hubungannya dengan jaringan penyebab nyeri
• Dermatome :Penempatan pada area dermatome yang terlibat, Penempatan pada lokasi spesifik dalam area dermatome, Penempatan pada dua tempat yaitu di anterior dan di posterior dari suatu area dermatome tertentu
• Area trigger point dan motor point

Indikasi TENS
Kondisi LMNL(Lower Motor Neuron Lesion) baru yang masih disertai keluhan nyeri, kondisi sehabis trauma/operasi urat saraf yang konduktifitasnya belum membaik, kondisi LMNL kronik yg sdh terjadi partial/total dan enervated muscle, kondisi pasca operasi tendon transverse, kondisi keluhan nyeri pada otot, sebagai irritation/awal dari suatu latihan, kondisi peradangan sendi (Osteoarthrosis, Rheumathoid Arthritis dan Tennis elbow), kondisi pembengkakan setempat yang belum 10 hari

Kontra Indikasi TENS
Sehabis operasi tendon transverse sebelum 3 minggu, adanya ruptur tendon/otot sebelum terjadi penyambungan, kondisi peradangan akut/penderita dlm keadaan panas

Prosedur TENS

• Tingkat analgesia-sensoris : frekuensi 50-150 Hz, durasi pulsa <200 (60-100) mikrodetik • Tingkat analgesia untuk rasa nyeri : frekuensi 150 Hz, durasi pulsa >150 mikrodetik
• Persipan pasien (kulit harus bersih dan bebas dari lemak, lotion, krim dll), periksa sensasi kulit, lepaskan semua metal di area terapi, jangan menstimulasi pada area dekat/langsung di atas fraktur yg baru/non-union, diatas jaringan parut baru, kulit baru.

ULTRASOUND (US)


Pengertian US
Terapi dgn menggunakan gelombang suara tinggi dgn frek 1 atau 3 MHz (>20.000 Hz).

Tujuan pemberian US
Mengurangi ketegangan otot, mengurangi rasa nyeri, memacu proses penyembuhan collagen jaringan (dipilih untuk jaringan kedalaman < dari 5 cm) Penentrasi terdalam dlm setiap media: • Tulang : penentrasi 7 mm pada frekuensi 1 MHz • kulit : penentrasi 36 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 12 mm • tendon : penentrasi 21 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 7 mm • Otot : penentrasi 30 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 7 mm • Lemak : penentrasi 165 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 55 mm • 3 MHz penentrasi : 1/3 dari frek 1 MHz • intensitas terapi : kontinu. intensitas rendah <0,3 W/cm², intensitas sedang 0,3-1,2 W/cm², intensitas kuat 1,2-3W/cm². untuk efek terapeutik 0,7-3 MHZ. • Frekuensi : untuk kasus pada kondisi subakut à waktu 3 menit, pengulangan 1x1hari, sehari 10x. Untuk kasus pada kondisi kronik à waktu 5-10 menit, pengulangan 1x1 hari atau 1x2 hari, sehari 12-18x. Metode US A. Kontak langsung : paling banyak digunakan ; perlu adanya media coupling (Gel, water oil, pasta analgetik, water). Syarat media coupling à harus steril, tidak terlalu cair, tidak terlalu mudah diserap tubuh, tidak menimbulkan flek/pekat. B. Kontak tidak langsung : sub aqual (dalam air) à di dalam air, hal ini dilakukan bila regio yang akan diterapi areanya kecil dan tidak rata permukaannya (trigger finger, Rheumathoid Arthtritis jari-jari. water pillow à kantong plastik/karet mengandung air, kontak dipermukaan tubuh tidak rata; medium antara sisi kantong – kulit, sisi kantong – tranduser. Teknik Aplikasi US • Sebelum terapi : lakukan assesment, tes sensibilitas, lokalisasi daerah terapi, tentukan metode (langsung/tidak langsung), beri penjelasan kepada pasien : “ bapak/ibu saya akan memberikan terapi Ultrasound nanti rasanya seperti dipijat dan sedikit hangat gunanya untuk memperbaiki jaringan yg rusak sehingga akan mengurangi nyeri” • Persiapan alat • Persiapan pasien Penatalaksanaan US • Berikan gel pada daerah yang akan diterapi • Ratakan gel dgn tranduser, nyalakan alat • Timer ditentukan dari = luas area dibagi dengan luas ERA • Intensitas ditentukan oleh aktifitas patologi : • aktivitas tinggi : dosis rendah (1-1,5 W/cm²) • aktivitas sedang : dosis sedang (1,5-2 W/cm²) • aktivitas rendah : dosis tinggi (2-3 W/cm²) • Intensitas/durasi : pada kondisi akut à intermiten ; pada kondisi kronik à continous • Ultrasound dengan air (untuk kasus sendi kecil dan permukaan tidak rata), penerapannya : Tidak langsung bersentuhan dengan air, jaraknya 1,5-2,5 cm • Untuk tranduser 1 MHz : penentrasi lebih dalam, tapi area konvergen 3x lebih kecil. Untuk tranduser 3 MHz : penentrasi lebih kecil tapi area konvergen 3x lebih besar. Efek US > Mekanis : menimbulkan efek micromassage -> dilatasi -> inflamasi
> Thermal : menimbulkan efek panas tranduser lebih kecil dimana panas ringan sampai 5 cm (deep) dan lebih dominan pada continue.
> Piezoelectric : perubahan muatan membran sehingga terjadi proses kimiawi di jaringan di sekitarnya
> Biologis : menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah à meningkatkan sirkulasi darah -> meningkatkan permeabilitas dan regenerasi jaringan à menimbulkan rileksasi otot sehingga akan mengurangi nyeri.

Indikasi US
kondisi peradangan dan traumatik sub akut dan kronik, adanya jaringan parut (scar tissue) pada kulit, kondisi ketegangan, pemendekan dan perlengketan jaringan lunak (otot, tendon, ligament). Kondisi inflamasi kronik ; oedema -> gangguan sirkulasi darah, contoh kasus yg termasuk indikasi Ultrasound : Rheumathoid Arthrosis, Osteoarthrosis Genu, Hernia Nucleus Pulposus, Low Back Pain, spasme cervical, tennis elbow, frozen shoulder.

Kontra indikasi US

jaringan yang lembut (mata, ovarium, testis, otak), jaringan yang baru sembuh, jaringan/granulasi baru, kehamilan, pada daerah yang sirkulasi darahnya tidak adekuat, tanda-tanda keganasan, infeksi bakteri spesifik.

MICROWAVE DIATHERMY (MWD)


Pengertian MWD

Suatu aplikasi terapeutik dengan menggunakan gelombang mikro dlm bentuk radiasi elektromagnetik yg akan dikonversi dalam bentuk dengan frekuansi 2456 MHz dan 915 MHz dengan panjang gelombang 12,25 arus yang dipakai adalah arus rumah 50 HZ, penentrasi hanya 3 cm, efektif pada otot

Indikasi MWD
Selektif pemanasan otot (jaringan kolagen), spasme otot (efektif untuk sendi Inter Phalangeal, Metacarpal Phalangeal dan pergelangan tangan, Rheumathoid Arthritis dan Osteoarthrosis), kelainan saraf perifer (neuralgia neuritis)

Kontraindikasi MWD

Adanya logam, gangguan pembuluh darah, pakaian yang menyerap keringat, jaringan yang banyak cairan, gangguan sensibilitas, neuropathi (timbul gangguan sensibilitas dan diabetes melitus), infeksi akut, transqualizer (alat pada pasien dengan gangguan kesadaran), sesudah rontgen (konsentrasi EM berkelebihan), kehamilan, saat menstruasi.

Efek fisiologis yang ditimbulkan dari pemberian MWD

Terjadinya perubahan panas ; yang sifatnya lokal jaringan yang meningkatkan metabolisme jaringan lokal, meningkatkan vasomotion sehingga timbul homeostatik lokal yang akhirnya menimbulkan vasodilatasi. Perubahan panas secara general yang menaikkan temperatur pada daerah lokal.

Teknik aplikasi MWD:

• Persiapan alat, tes alat, pre pemanasan 5-10 menit, jarak <10cm dari kulit • persiapan pasien : bebaskan dari pakaian dan logam, posisikan pasien senyaman mungkin, tes sensibilitas, jarak 5-10 cm, durasi 20-30 menit. alat 2456MHz, frekuensi terapi 3-5 x/minggu, intensitas 50-100 watt (toleransi pasien), dosis intensitas ditentukan oleh aktualitas patologi (aktualitas rendah : thermal, aktualitas sedang : subthermal, aktualitas tinggi : a thermal)

SWD ( Short Wave Diathermy )


Pengertian SWD

Terapi panas penentrasi dalam dengan menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi 27,12 MHz, panjang gelombang 11 m.
Tujuan Pemberian SWD
Memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa sakit, mengurangi spasme otot, membantu meningkatkan kelenturan jaringan lunak, mempercepat penyembuhan radang.
Penempatan/susunan elektroda
• Kontraplanar ; paling baik, penentrasi panas kejaringan lebih dalam, dipermukaan berlawanan dengan bagian terapi.
• Koplanar : elektroda berdampingan disisi sama dgn jarak elektroda adequat, pemanasan superficial, jarak antara ke2 elektroda >> lebar drpd elektroda
• Cross fire treatment ; ½ terapi diberikan dgn elektroda 1 posisi, ½ terapi diberikan elektroda posisi lain, pemanasan jaringan dlm seperti untuk organ pelvis
• Monoplanar : elektroda aktif diatas satu lesi, bila yang dituju local & dangkal

Indikasi SW

Kondisi peradangan dan kondisi sehabis trauma (trauma pd musculoskeletal), adanya keluhan nyeri pd sistem musculoskeletal (kodisi ketegangan, pemendekan, perlengketan otot jaringan lunak), persiapan suatu latihan/senam (untuk gangguan pada sistem peredarah darah)

Kontraindikasi SWD
Keganasan, kehamilan, kecendrungan terjadinya pendarahan, gangguan sensibilitas, adanya logam di dalam tubuh, lokasi yang terserang penyakit pembuluh darah arteri.

Teknik aplikasi SWD

Pre pemanasan alat 5-10 menit, jarak antara elektroda dengan pasien 5-10 cm/1 jengkal, durasi 15-30 menit, intensitas sesuai dengan aktualitas patologi, posisikan pasien senyaman mungkin, terbebas dari pakaian dan logam, tes sensibilitas, pasang elektroda, pasien tidak boleh bergerak, intensitas dipertahankan sesuai dgn toleransi pasien.

apa itu kanker?

Kanker (istilah medis: neoplasma ganas) adalah kelas penyakit di mana sekelompok sel layar”pertumbuhan tidak terkendali”(divisi di luar batas normal), invasi””(intrusi dan kerusakan jaringan di sekitarnya), dan kadang””metastasis (menyebar ke lokasi lainnya di tubuh melalui getah bening atau darah).
Ketiga sifat ganas kanker membedakan mereka dari tumor jinak, yang diri-terbatas, dan tidak menyerang atau bermetastasis.
Sebagian besar kanker membentuk tumor, tetapi beberapa, seperti leukemia, tidak.
Cabang kedokteran yang bersangkutan dengan studi, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan kanker onkologi.
Kanker dapat mempengaruhi orang-orang di segala usia, bahkan janin, tetapi risiko untuk varietas yang paling meningkat dengan usia. Kanker menyebabkan sekitar 13% dari semua kematian manusia. Menurut American Cancer Society, 7,6 juta orang meninggal dari kanker di dunia selama tahun 2007. Kanker dapat mempengaruhi semua binatang.
Hampir semua kanker disebabkan oleh kelainan dalam bahan genetik dari sel-sel berubah. Kelainan ini mungkin karena efek karsinogen, seperti asap tembakau, radiasi, bahan kimia, atau agen infeksius. Kanker mempromosikan lainnya kelainan genetik secara acak dapat diperoleh melalui kesalahan dalam replikasi DNA, atau diwariskan, dan dengan demikian hadir di semua sel-sel dari lahir.
Heritabilitas kanker biasanya dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara karsinogen dan genom inang. Aspek baru dari genetika patogenesis kanker, seperti metilasi DNA, dan microRNAs semakin diakui sebagai penting.
Kelainan genetik yang ditemukan pada kanker biasanya mempengaruhi dua kelas umum gen. Kanker mempromosikan””biasanya onkogen diaktifkan dalam sel kanker, memberikan sel-sel sifat-sifat baru, seperti pertumbuhan hiperaktif dan pembagian, perlindungan terhadap kematian sel terprogram, kehilangan menghormati batas-batas jaringan normal, dan kemampuan untuk menjadi mapan dalam beragam jaringan lingkungan. ”Gen supresor tumor”kemudian tidak aktif dalam sel kanker, mengakibatkan hilangnya fungsi normal sel-sel, seperti replikasi DNA akurat, kontrol atas orientasi siklus sel, dan adhesi dalam jaringan, dan interaksi dengan sel pelindung dari sistem kekebalan.
Diagnosis biasanya membutuhkan pemeriksaan histologis spesimen biopsi jaringan oleh seorang ahli patologi, meskipun indikasi awal keganasan dapat gejala atau kelainan pencitraan radiografi. Kebanyakan kanker dapat dirawat dan beberapa disembuhkan, tergantung pada jenis tertentu, lokasi, dan panggung.
Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan kombinasi operasi, kemoterapi dan radioterapi. Sebagai penelitian berkembang, perawatan menjadi lebih spesifik untuk varietas yang berbeda dari kanker.
Telah ada kemajuan yang signifikan dalam pengembangan obat terapi bertarget yang bekerja khusus pada kelainan molekul terdeteksi pada tumor tertentu, dan yang meminimalkan kerusakan pada sel normal.
Prognosis pasien kanker yang paling dipengaruhi oleh jenis kanker, serta panggung, atau luasnya penyakit. Selain itu, grading histologis dan kehadiran penanda molekuler tertentu juga dapat berguna dalam membangun prognosis, serta dalam menentukan perawatan individu.

Mekanisme Ereksi

MEKANISME EREKSI
Ereksi akan terjadi diawali relaksasi otot polos korpus kavernosus penis (Taher, 1993). Dilatasi dinding kavernosa dan arteri helisine menyebabkan darah mengalir memasuki ruangan-ruangan lakuna. Selanjutnya, relaksasi otot polos trabekulum akan memperluas ruangan lakuna sehingga penis menjadi membesar.
Tekanan darah sistemik yang disalurkan melewati arteri helisine akan lebih mendorong dinding trabekulum ke arah tunika albugenia. Sebaliknya mekanan pleksus venula subtunika sehingga menghambat pengembalian darah dari ruangan lakuna dan meningkatkan tekanan dalam lakuna sehingga penis menjadi tegang (Taher, 1993). Adanya tekanan dalam lakuna selama periode ereksi dihasilkan oleh keseimbangan antara tekanan perfusi arteri kavernosa dengan tahanan terhadap pengeluaran aliran darah oleh kompresi venula subtunika. Pengurangan aliran darah balik subtunika oleh penekanan mekanik ini, dikenal sebgai mekanisme oklusi vena korporal.
Mekanisme terjadinya ereksi
Meskipun ereksi penis tampaknya terjadi dengan cepat, hal itu merupakan proses yang rumit dan membutuhkan kerja sama banyak sistem di dalam tubuh. Proses itu mulai dan otak, sistem syaraf, pembuluh darah sampai hormon turut dilibatkan dalam fungsi tubuh yang spesifik ini.
Pada saat istirahat (tanpa aktivitas seksual), pembuluh-pembuluh darah arteri di daerah Corpora Cavernosa, serta otot-otot polos di trabekel yakni sekitar sinusoid akan mengalami kontraksi (penciutan) sehingga darah yang masuk ke penis sangat sedikit. Rongga-rongga sinusoid di Corpora Cavernosa hanya terisi sedikit darah sehingga penis dalam keadaan lembek..
Ketika tubuh menerima rangsangan seksual baik melalui penglihatan, perabaan, penciuman, fantasi (khayalan) dan sebagainya, maka penerima stimulasi seksual akan segera bereaksi dan mengirim pesan kepada sistem syaraf yang dilanjutkan ke hipotalamus kemudian turun ke bawah melalui wedulla spinalis atau sumsum tulang belakang.
Selanjutnya melewati nucleus atau inti-inti syaraf otonom di S2-4 (vertebra sacralis) diteruskan ke jaringan-jaringan erektil di Corpora Cavernosa. Di dalam jaringan erectil ini, dihasilkan bermacam-macam neurotransmitter (penghantar impuls syaraf).
Salah satu yang amat berperan untuk membuat penis ereksi ialah NO (nitrogen
oksida). NO dihasilkan dari oksigen dan L-Arginin di bawah kontrol sintase nitrik oksida. Sesudah terbentuk, NO dilepaskan dari neuron dan endotel sinusoid di Corpora Cavernosa. NO menembus sel otot polos yang mengaktifkan enzim yang disebut guanilyl cyclase. Guanilyl cyclase selanjutnya mengubah guanosin triphosphat (GTP) menjadi siklik guanosin Monophosphat (cGMP). Melalui beberapa proses kimiawi, cGMP membuat otot-otot polos dalam Corpora Cavernosa di dalam trabekel-trabekel dan di dalam arteriol-arteriol mengalami relaksasi sehingga seluruh pembuluh darah di Corpora Cavernosa serta sinusoid akan mengalami pelebaran atau pembesaran.
Selanjutnya rongga-rongga (sinusoid) penuh dengan darah sehingga penis mulai membesar. Rongga-rongga yang terisi itu kemudian menekan pembuluh darah balik (vena) di dekatnya sehingga darah tidak bisa ke luar dari Corpora Cavernosa dan darah terperangkap di Corpora Cavernosa dan penis tambah besar sampai keras. Selama proses itu terjadi, impuls seksual terus timbul di dalam otak dan terjadi relaksasi otot-otot polos di dinding pembuluh darah dan trabekel-trabekel sehingga terjadi dilatasi (pelebaran) pembuluh darah serta pembesaran sinusoid maka penis akan terus mengeras.